HOME IMAGE CONTACT PROKER STRUKTUR PEMENTASAN PUBLIKASI

sejenak berpuisi

Written by culture on Sabtu, 09 Agustus 2008 at 06.45

Memutar otak dan penuh kosentrasi…
Mencoba Q berpikir untuk melakukan sesuatu…
Mencoba melangkah dan bergerak untuk diam…
Tak ingin tertinggal dari orang lain…
Melangkah, berjalan, kemudian berlari mengejar angan Q…
takKan berhenti hingga Q gapai angan itu…
takkan mau Q menyerah pada keadaan dan segala rintangan…
berlari dan terus Q berlari hingga Q dapatkan semua…
ya Rob bntulah hamba dalam menggapai semua ini,
bantulah hamba dalam kesulitan hamba dan berilah kemudahan mu pada hamba…amii


By. Taufik




AKU INGAT



Ibu,
Hari ini aku taik memberi
Senyumku…
Ibu,
Hari ini aku tak memberi
Kasih sayangku…
Ibu,
Hari ini aku tak memberi
Pelukanku…
Ibu,
Hari ini aku tak memberi
Satu kecupan untukmu…
Tapi aku kan selalu ingat
Cinta, kasih sayang dan senyummu…

KEMBALI HARI INI

Sepi itu
Hari ini…
Sepi itu
Malam ini…
Sepi itu
Detik ini…
Sepi itu
Kala kupejamkan mata ini
Sepi itu
Gelap…
Dan sepi itu hari ini…



PERMOHONAN

Detiik ini…
Detik aku melihatmu tertidur…
Dan saat itu…
Aku mengucap kata do’a untukmu…
Aku berteriak menangis…
Karena…aku kehilanganmu
Sungguh aku tak percaya…
Bila ternyata seorang ibu
Rela mati demi anak…
Ibu…
Izinkan aku memohon maaf…


AKU TAK MAU

Bayang putih suci
Datang…
Senyum surgawi
Tiba…
Lembut jemarimu
Menyentuh…
Buatku terang dan kembali
Rasakan hadirmu…
Meski hanya sekejap
Aku merasa ada dipelukmu
Meski lewat mimpi
Aku tak mau bangun
Karena kehadiran itu
Adalah seorang ibu…
Yang datang memberi hidup
Karena utusan-Nya…

TAK HANYA SEKALI

Berulang-ulang
Aku berimajinasi…
Berulang-ulang
aku menulis itu…
berulang-ulang
aku berfikir…
berulang-ulang
aku mengurai kata
berulang-ulang
aku berharap…
kapan tulisanku
terbaca oleh mata?


TUHAN & IBUKU

Separuh darah mengalir
Dalam tubuhku…
Separuh sukma dan nafasnya
Masuk dalam tubuhku…
Hingga aku bisa
Menghirup udara duniawi
Merasakan dinginnya angin
Dan tangan suci itu
Memeluk tubuhku…
Kehangatan dapat kurasa
Tangisku terhenti…
Terima kasih tuhan…
Terima kasih ibu…
Karena mu aku terlahir…
Bersama sukmamu dan nafasmu…


WARNA

Merah kuning
Hijau biru
Putih
Terlukis di awan…
Merah kuning
Hijau biru
Putih
Terlukis dalam hidupku
Merah kuning
Hijau biru
Putih
Terlukis di kertas ini
Sebagai warna imajiku
Dalam puisi…


AKU MENANTI

Malam penuh tawa palsu itu
Meninggalkan sejuta harapan
Nasibku tak tertujuh arah
Mungkinkah ku terus begini…
Hanya harapan yang menghantui
Mengenang hanya terkenang
Ketika aku harus duduk
Dibawah terik matahari
Cahayanya yang kejam mengunci tubuhku
Keringatku telah membasahi tanah
Menemaniku dalam setiap langkahku…
Peluh tubuh ini…kuraskan
Jiwa yang membisu…
Bibir yang terkunci…
Hanya harapan yang hadir
Merubah tawa yang palsu…

By. Shandyani

0 Responses to "sejenak berpuisi"

Powered By Blogger